MATERI
AJAR
MATA PELAJARAN :
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS/SEMESTER : II/DUA
TAHUN PELAJARAN : 2019/2020
ALOKASI WAKTU : PERTEMUAN KE 1
TANGGAL : 6 JANUARI 2020
MATERI : SIKAP BERANI NABI SHALEH a.s
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui tanya jawab, bercerita,
dan diskusi, peserta didik mampu
·
Menyebutkan kisah singkat keteladanan Nabi Shaleha.s. dengan
benar.
·
Menyebutkan keteladanan
Nabi Shaleh a.s. dengan benar
·
Menceritakan kisah singkat Nabi Shaleh a.s. dengan benar
·
Menceritakan Keteladanan Nabi Shaleh a.s dengan benar
Materi
Pembelajaran
·
Nabi Shālih a.s. utusan Allah Swt.
·
Beliau mengajak umatnya menyembah Allah Swt.
·
Nabi Shālih a.s. berani memimpin dan
menyelesaikan masalah umatnya dengan baik.
·
Masalah diselesaikan dengan cara musyawarah.
Berikut adalah 6 contoh sikap berani yang ditunjukkan Nabi Saleh as:
·
Berani menyeru Kaum Tsamud yang ingkar untuk
menyembah Allah SWT
·
Saleh as berani menyeru Kaum Tsamud untuk
meninggalkan berhala-berhala yang mereka sembah sekian lama
·
Meski dituduh terkena sihir sehingga kurang akal,
namun Nabi Saleh as tetap berani melanjutkan dakwahnya
·
Nabi Saleh berani menjawab perlawanan dan juga
tantangan dari kaum Tsamud yang keras kepada dengan memohon mukjizat kepada
Allah SWT
·
Nabi Saleh berani memperingatkan Kaum Tsamud akad
adzab dari Allah SWT dan tetap berpegang pada peringatan tersebut meski diancam
dengan pembunuhan
·
Nabi Saleh berani meninggalkan kampung halamannya
dan menuju ke Ramalah sesuai petunjuk Allah SWT Dan lain sebagainya.
Saleh as adalah salah satu
nabi utusan Allah SWT. Nama nabi Saleh banyak dijumpai di dalam Al-Quran.
Disebutkan bahwa sebanyak 72 ayat dalam Al-Quran menceritakan kisah mengenai
dakwah nabi Saleh terhadap kaum Tsamud yang dikenal sangat keras kepala.
Nabi Saleh sendiri diangkat
menjadi nabi sekitar tahun 2100 Sebelum Masehi. Sama seperti nabi Allah SWT
lainnya, Saleh as juga diberikan mukjizat sebagai bukti kenabiannya. Adapun
mukjizat nabi Saleh as adalah adanya unta yang keluar dari celah bebatuan.
Kisah Para Nabi: Keteladanan
dan Muhjizat Nabi Shaleh A.S
Shaleh diutus Allah untuk
berdakwah dan menyerukan kebenaran kepada kaum Tsamud. Shaleh sendiri masih ada
hubungan saudara dengan Tsamud, sama-sama keturunan Sam bin Nuh. Adapun
silsilah Shaleh: Shaleh bin Abid bin Asif bin Masyih bin Abid bin Hadzir bin
Tsamud bin Shaleh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh. Sedangkan silsilah Tsamud:
Tsamud bin Ad bin Irmi bin Shaleh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh.
Jadi, Tsamud adalah
keturunan Ad. Tsamud ini kemudian beranak pinak, bercucu banyak sehingga
terbentuklah suatu kaum atau suku yang disebut kaum Tsamud. Sedangkan, Shaleh
adalah anak dari Abid, keturunan Tsamud.
Kaum Tsamud menghuni
daerah Hadramaut, yakni daratan antara Yaman dan Syam (Syria). Kaum Tsamud ini
mempunyai ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan dalam bercocok tanam
dan beternak. Dengan keahlian itu, mereka hidup makmur di Hadramaut. Semua itu
adalah karunia Allah yang diberikan kepada mereka.
Tidak hanya itu, mereka
pun diberi kekuatan fisik yang tangguh. Mereka sanggup mengukir gunung-gunung
untuk dijadikan pemandangan indah. Mereka membangun gedung-gedung tinggi.
Mereka juga membuat rumah-rumah di tebing-tebing gunung yang dilubangi dan
dipahat.
Namun, kaum Tsamud tidak
mengenal tuhan. Berhala yang mereka buat sendirilah yang mereka jadikan tuhan.
Hukum yang berlaku pun hukum rimba. Hukum yang bertentangan dengan kemanusiaan.
Gaya hidup mereka menyimpang jauh dari kebenaran dan kemanusiaan. Orang-orang
kaya hidup berfoya-foya, bermabuk-mabukan, berzina, dan lain-lain. Perampokan
terjadi disana-sini. Penganiayaan dan perbuatan zalim dapat dijumpai setiap
hari. Orang yang lemah menjadi budak dan diperlakukan tidak manusiawi.
Kemudian, Allah mengutus
Shaleh kepada kaum Tsamud. Nabi Shaleh berkata, “Wahai Saudaraku, kaum Tsamud,
kebiasaanmu menyembah berhala itu sangat keliru. Sesungguhnya, Tuhan yang wajib
kalian sembah adalah Allah.”
“Hai Shaleh! Siapakah
Allah itu?” tanya salah seorang dari mereka.“Dia adalah Tuhan sekalian manusia,
sekalian makhluk. Dialah yang berkuasa atas segala-galanya. Dialah tempat
meminta ampunan, tempat memohon pertolongan dari kesulitan,” kata Nabi Shaleh
menjelaskan. “Coba tunjukkan dimana Tuhanmu itu. Bagaimana wujudnya,
apakah sama dengan tuhan-tuhan kami?”
“Masya Allah, kalian
sungguh keterlaluan. Kalian tidak akan mampu melihat wujud Allah,” jawab Nabi
Shaleh.
“Pembual! Omong kosong
kau, hai Shaleh. Aku tidak memercayai omonganmu sedikit pun sebelum kau
menunjukkan bukti, mukjizatmu kepada kami. Tunjukkanlah bukti-bukti kehebatanmu
sebagai nabi utusan Tuhanmu itu! Baru kami akan memercayai dan mengikutimu!”
kata orang-orang Tsamud. Dialog ini diterangkan di dalam Al Quran Surah Huud
(11):61-62. Kaum Tsamud tidak menghiraukan perkataan Nabi Shaleh.
Mereka bahkan menganggap Nabi Shaleh gila, terkena sihir atau kerasukan setan
sehingga omongannya ngawur. Mereka hanya akan percaya bila Nabi Shaleh bisa
menunjukkan tanda-tanda kenabiannya. Maka, Nabi Shaleh pun memohon kepada Allah
untuk memberikan mukjizat.
Saat itu pula Allah
memerintahkan Nabi Shaleh untuk memukulkan tangannya ke atas permukaan batu
yang ada di depannya. Setelah Nabi Shaleh melakukannya, muncullah unta yang
gemuk, besar, dan bagus. Tentu saja, kandungan susunya banyak. Orang-orang
Tsamud terperanjat semuanya. Saking herannya, mereka bergumam bagaikan suara
lebah.
Nabi Shaleh lalu berkata
kepada kaumnya, “Hai kaumku, inilah tanda bahwa aku adalah Nabi pesuruh Allah.
Sembahlah Allah, dan tinggalkanlah berhala-berhala itu. Kalian jangan
mengganggu unta ajaib ini. Binatang ini perlu minum sebagaimana kalian minum.
Jika kalian menginginkan susunya, silakan memerahnya!” kata Nabi Shaleh
menerangkan. Kisah tentang unta ajaib ini ada di dalam Al Quran Surah
Asy-Syu’araa’ 26:155-159.
Sejak awal, Nabi Shaleh
telah memperingatkan kaum Tsamud. Mereka dilarang mengganggu unta itu, apalagi
membunuhnya. Sebab, unta itu bukan sembarang unta, melainkan mukjizat dari
Allah. Jika sampai ada yang membunuhnya, dikhawatirkan Allah akan murka.
Sejak itulah, sang unta
berkeliaran. Ia berpindah-pindah tempat kemana pun ia suka. Setiap hari,
orang-orang antre untuk mendapatkan susunya. Anehnya, susu itu keluar terus
walaupun banyak orang yang memerahnya.
Pembunuhan Unta
Dengan hadirnya unta itu,
sebagian dari mereka merasa senang. Hal ini karena mereka bisa mendapatkan susu
setiap hari. Namun demikian, diam-diam ternyata ada beberapa orang yang sangat
tidak menyukai kehadiran unta ajaib itu. Mereka adalah orang-orang yang sudah
sejak lama tidak menyukai Nabi Shaleh.
Pada suatu malam, mereka
berunding untuk membunuh unta tersebut. Mereka khawatir jika unta itu dibiarkan
terus hidup, akan semakin banyak orang yang beriman dan mengikuti nabi Shaleh.
Akhirnya, para pemimpin orang-orang kafir sepakat untuk melenyapkan unta Nabi
Shaleh. Kemudian, mereka menunjuk seorang pemuda berbadan kekar untuk
melaksanakan tugas itu.
Keesokan harinya, tatkala
matahari muncul di ufuk timur, orang-orang berbondong-bondong mengambil air di
telaga sebagaimana biasanya. Setelah itu, para penduduk menyambut kedatangan
unta. Lalu, mereka memerah susunya secara bergiliran. Orang-orang kafir yang
fanatik kepada berhalanya semakin panas hati. Diam-diam, seorang pemuda kafir
sedang menanti saat yang tepat untuk membunuh unta itu. Ketika orang-orang
sudah meninggalkan unta itu, si pemuda pun membunuhnya.
Setelah mengetahui untanya
disembelih, Nabi Shaleh marah bukan main. Ia segera menuju telaga. Sesampainya
disana, Nabi Shaleh berkata, “Wahai kaumku! Siapakah yang berani-beraninya
membunuh unta ajaib itu?”
Pemuda yang membunuh unta
itu berkata, “Akibat untamu itu, telaga menjadi kotor. Orang-orang tergila-gila
pada air susunya. Kamilah yang membinasakannya.”
“Apakah engkau tidak
ingat? Aku telah memperingatkan, jangan sekali-kali kalian mengganggu unta itu.
Apalagi sampai membunuhnya. Bila kalian melakukannya, berarti kalian siap
menerima azab dari Allah,” kata Nabi Shaleh. “Mana mungkin
Tuhanmu bisa mengirim azab. Buktikan! Kami ingin tahu dan merasakan!” tantang
mereka.
Kehancuran Kaum Tsamud
Setelah tantangan kaum Tsamud itu, Nabi Shaleh memberi tahu bahwa azab akan datang tiga hari lagi. Hal ini dijelaskan Allah dalam Surah Huud (11):65, “Mereka membunuh unta itu. Maka berkatalah Nabi Shaleh, “Bersukarialah kamu sekalian di rumah selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.”
Setelah tantangan kaum Tsamud itu, Nabi Shaleh memberi tahu bahwa azab akan datang tiga hari lagi. Hal ini dijelaskan Allah dalam Surah Huud (11):65, “Mereka membunuh unta itu. Maka berkatalah Nabi Shaleh, “Bersukarialah kamu sekalian di rumah selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.”
Pada hari pertama setelah
pembunuhan unta, masih terasa biasa-biasa saja. Hari kedua pun sama. Akhirnya,
pada hari ketiga, janji Allah datang. Langit menjadi gelap. Orang-orang mulai
panik. Sementara Nabi Shaleh dan pengikutnya, orang-orang beriman sudah pergi
menyelamatkan diri. Petir pun menyambar orang-orang kafir.
Al Quran mengatakan, “Maka
mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhanny, lalu mereka di sambar petir
sedang mereka melihatnya.” (QS. Adz-Dzaariyaat (51):44).
Mereka juga diguncang gempa.
Mereka pun mati di dalam rumah mereka. Allah berfirman, “Karena itu mereka
ditimpa gempa. Karena itu, jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di
tempat tinggal mereka.” (QS. Al-A’raaf[7]:78).
TES TERTULIS
1. Nabi Saleh a.s adalah utusan ....
2.Salah satu sikap Nabi Saleh a.s. adalah ....
3.Nabi Saleh a.s mengajak umatnya untuk ..
4.Menyelesaikan masalah sebaiknya dilakukan dengan
cara ....
5. Sebutkan contoh sikap
berani yang ditunjukkan Nabi Saleh as….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar